13 research outputs found

    PENINGKATAN MOTORIK ANAK MELALUI MOTIF BATIK CAP PADA GORDEN DI PAUD DARUL MUKMININ JOGLO

    Get PDF
    Perkembangan motorik adalah proses perkembangan kemampuan gerak seorang anak. Perkembangan ini sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Setiap gerakan merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Kegiatan pengembangan motoric halus anak PAUD bertujuan untuk melatih perkembangan koordinasi antara mata dan tangan. Hal tersebut penting karena pengembangan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis dan melatih koodinasi mata yang akan berpengaruh pada persiapan membaca awal pada anak. Pelatihan ini menggunakan metode demonstrasi, ceramah dan diskusi. Dalam pengabdian ini, penulis merancang 50 desain cap batik sederhana menggunakan material yang aman untuk ana-anak. Material tersebut adalah kertas daur ulang dengan ketebalan 0,3 cm, dilapisi kain flannel, dan Styrofoam. Pada tahap awal kegiatan, anak diminta untuk memilih lima desain cap motif yang akan diaplikasikan pada kain. Anak harus bersosialisasi mandiri dengan teman sekelasnya apabila ingin menggunakan lebih dari 5 jenis motif. Hal tersebut untuk melatih perkembangan motorik halus dan koordinasi gerak, merangsang rasa percaya diri dalam melakukan aktivitas. Pemilihan dan Teknik pencampuran warna merangsang daya imazinasi dan eksploratif anak. Hasil karya disusun berupa gorden yang estetik. Setelah karya selesai, masing-masing anak mempresentasikan hasil karyanya, kemudian mendisplay karya dibantu oleh instruktur. Kegiatan ini telah berhasil 95%, anak-anak begitu antusias dalam berkarya dari awal sampai akhir dengan menghasilkan karya yang luar biasa

    Art Therapy Seni Lukis Ekspresif untuk Penderita Gangguan Kejiwaan di Unit Informasi Layanan Sosial (Uils) Meruya

    Full text link
    RingkasanArt therapy dengan melukis ekspresif mengintegrasikan berbagai jenis seni lukis dalam suasana yang aman dan tidak menghakimi untuk memfasilitasi penderita psikotik dalam penyembuhan. Untuk menggunakan seni secara ekspresif berarti masuk ke alam batin kita untuk menemukan perasaan dan mengekspresikannya melalui seni visual, gerakan, suara, tulisan atau drama. Proses ini mendorong pembebasan, pemahaman diri, wawasan dan membangkitkan kreativitas dan keadaan kesadaran transpersonal, sehingga dapat mempercepat masa penyembuhan dengan dimulai dari dalam diri dengan meluapkan ekspresi pada media lukis.Di sini posisi seni sebagai fenomena eksistensial menjembatani yang menyatukan ritual, imajinasi dan dunia mimpi dengan cara yang tidak dapat dilakukan aktivitas lain. Tujuan seni adalah untuk tidak mewakili penampilan luar, tetapi signifikansi batin mereka, sehingga bisa dikatakan bentuk simbolis perasaan manusia. Oleh karena itu, dicanangkan dalam sebuah kegiatan pengabdian masyarakat di Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) Meruya Selatan yang dibawahi oleh Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng. Hasil dari program ini adalah mempercepat proses penyembuhan penderita psikotik dengan media terapi penyembuhan untuk permasalahan gangguan kejiwaan dengan melukis ekspresi

    Visualisasi Motif Tenun Hasil Anak Usia Dini di Suku Baduy Luar

    Get PDF
    Visualization is the expression of an idea or feeling by using pictures, writing (words and numbers), maps, graphics, and so on. Visualization of weaving motifs of early childhood results in the Baduy Tribe has varied patterns as a representation of the development of local children\u27s creativity.The objective to be achieved in this study is to examine the visualization of weaving results of early childhood in the Baduy Tribe with qualitative methods with visual anthropology and semiotics approaches. This is very important to be studied to formulate the process of creativity of young children in learning to weave.The results of the study concluded that the development of children in terms of making motifs can be classified in stages, namely, children aged 2 years, 3 years, 3.5 years, 4 years, 5 years and 6 years. The difference is in terms of structure, weft and weaving technique, and the choice of thread color for a motif.These creative methods and processes in the future will be applied to early childhood learning systems, then the final results can be formulated and this research can be developed more broadly so that they can be used as a reference in other linear studies. The specific target to be achieved in this research is the publication of journals, as well as book chapters that can be used as scientific support books

    Psikoanalisis pada Visualisasi Karya Penderita Gangguan Kejiwaan di Unit Informasi Layanan Sosial Meruya

    Get PDF
    Gambar merupakan karya seni yang memiliki posisi peran dalam masyarakat saat ini. Tidak hanya sebagai tujuan hiburan, pendidikan atau komunikasi, film ini juga bisa mencerminkan semua aspek dalam hidup nyata manusia. Penelitian ini merupakan upaya untuk menganalisis gambar yang menggunakan metode interpretasi psikoanalisis dengan pendekatan bahasa rupa. Metode ini akan menganggap mimpi dan pemimpi posisi dalam gambar. Langkah-langkah ini menemukan hubungan antara pengalaman masa lalu dengan karya terakhir sebagai akibat dari identifikasi masa lalu. Kombinasi teori Visualisasi gambar atau karya dan metode intrepretation psikoanalisis akan memperdalam pemahaman kita terhadap Makna yang terkandung dalam karya

    LINE AND COLOUR CREATION-ART THERAPY FOR PSYCHOTIC PATIENTS IN THE UILS (UNIT INFORMASI LAYANAN SOSIAL, UNIT OF SOCIAL SERVICE INFORMATION) MERUYA

    Get PDF
    Art Therapy is one of the solutions that might be applied in the movement of pursuing mental health awareness within the Indonesian society. The methods in Art Therapy combine the approaches from art, design and psychology altogether with the other disciplines. One of the examples is the line and colour-creation art therapy. This method might be applied to the patients of mental health disorder such as psychotic. The introduction of line and colour-creation into the art therapy has been inspired by the visual introduction that the infants experience for the very first time. Within the line and colour, there are light intensity, thin and thick line intensity, hand pressure intensity during the sketching activities, emotion intensity that goes after the thick and thin line intensity and also colour intensity altogether with the colour category namely hot, warm and cold. All of these aspects might be benefitted for the recovery process in terms of emotion, self-expression and selfactualization. Then, the line and colour creation-art therapy integrates all kinds of art under comfortable and non judgmental situationin order to facilitate the recovery process of the psychotic patients. To use art expressively means to enter the inner space within an individual’s heart in orderto find the inner feelings and to express these inner feelings in the form of visual art, movement, voice, writings and drama. This process encourages the freedom, the self-understanding, the insight and also trigger the creativity and the transpersonal awareness so that the recovery period might be increased byexpressing the feelings onto a sheet of paper. In this case, the position of art as an existential phenomenon becomes a bridge that unites rite, imagination and fantasy in such a way that other activities might be unable to perform since the objective of art is to represent the significance of an individual’s inner feeling instead of outer appearance. In other words, art might be considered as a symbolic form of human’s feelings. Departing from this elaboration, the researcher would like to initiate the implementation of a Community Service Program in UILS (Unit Informasi Layanan Sosial, Unit of Social Service Information) Meruya Selatan under the authority of Bina Laras Harapan Sentosa 1 Social Homes Cengkareng. The results of the Community Service Program are expected to increase the rate of psychotic patients’ recovery process by means of expression painting therapy for overcoming the mental health disorders

    Visualisasi Tenun Baduy

    Get PDF
    Abstrak. Kegiatan menenun sudah melekat di setiap jiwa perempuan di Suku Baduy mulai dari umur tiga tahun. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana visualisasi tenun yang diproduksi Masyarakat Baduy? 2) Bagaimana pewarisan dalam hal membuat kain tenun ditransmisikan pada masyarakat Baduy? Penelitian ini menggunakan metodologi etnografi dengan pendekatan kualitatif. Data didapat dengan teknik observasi partisipan, tersamar, wawancara mendalam, Studi dokumentasi, dan Studi pustaka. Penelitian ini fokus pada visualisasi tenun Suku Baduy, meliputi filosofi menenun, proses pembuatan motif, teknik menenun, pola pewarisan tenun, dan faktor pendukung lestarinya tenun Suku Baduy. Filosofi dan tata cara membuat motif tenun Suku Baduy merupakan amanat dari para leluhur. Motifnya diambil dari pencerminan alam dan pikukuh Suku Baduy, dan ada juga yang merupakan kreasi sendiri. Teknik menenun berupa teknik buatan tangan yang menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) atau dikenal dengan sebutan pakara tinun (peralatan tenun). Pola pewarisan dilakukan dengan cara patuh terhadap pandangan hidup atau pikukuh Suku Baduy, setiap ibu mengajarkan kepada anaknya, serta anak sendiri belajar dengan teman sebayanya di sosompang atau teras rumah. Tenun Baduy hingga sekarang masih bisa bertahan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya penduduk Suku Baduy sangat taat kepada amanat para leluhurnya, untuk memenuhi kebutuhan sandang, faktor keyakinan dan filosofi Baduy, faktor geografi, keterbatasan interaksi, identitas, faktor ekonomi, dan kemitraan.Kata kunci: Baduy; perempuan; sejarah; tenun; visualisasi.Visualizing Baduy WeavingAbstract. Weaving is engraved in the soul of every Baduy woman, who start learning this skill from the age of three. The problem formulation of this study is twofold: 1) How can Baduy weaving be visualized? 2) How are the inherited weaving skills transferred by the Baduy people? The data used in this study were collected through blind participant observation, in-depth interviews, a documentation study and a literature review. This study focused on visualizing Baduy weaving, including the philosophy of weaving, the process of pattern making, weaving techniques, inherited weaving patterns, and factors supporting the preservation of Baduy weaving. The philosophy and procedure of Baduy weaving are inherited from ancestors. The patterns originate from reflection on nature and the Baduy way of life (pikukuh), and also own creations are produced. The Baduy people practice handweaving using a handloom (no machine tools), known in their language as pakara tinun. The transfer of inherited patterns happens through the adherence to the Baduy way of life. Every mother teaches her children, who then develop their skill by themselves together with their peers on a porch (sosompang). Baduy weaving until now has survived due to several factors, including the Baduy people being very obedient to the mandates of their ancestors with regards to clothing, their beliefs and philosophy, their geographical location which limits interaction with the outside world, Baduy identity, economic factors, and partnerships.Keywords: Baduy; history; visualization; weaving; women

    Exploration of Wood Waste Materials for Fashion Products

    Get PDF
    Industrial and domestic production processes generally result in the disposal or what we know as waste. Based on the activities carried out, wood waste consists of several types and characteristics. The kind of wood waste used is sawdust. Therefore, the author raises the theme of exploration of wood waste into new materials for fashion products. This study aims to increase the functional and economic value of wood sawdust into a new material that has high economic value. In this study, the authors explored wood waste into new materials for fashion products using the assembly method. The raft design technique used is the non-woven technique. This technique has processes such as being compressed, heated, bonded, and chemically so that it can become new material. The resulting material is a material that resembles cowhide. Key words: exploration, wood waste,  material, fashion , products. Publication date:September 30th 2020 DOI: 10.7176/ADS/85-0

    ART THERAPY SENI LUKIS EKSPRESIF UNTUK PENDERITA GANGGUAN KEJIWAAN DI UNIT INFORMASI LAYANAN SOSIAL (UILS) MERUYA

    Get PDF
    RingkasanArt therapy dengan melukis ekspresif mengintegrasikan berbagai jenis seni lukis dalam suasana yang aman dan tidak menghakimi untuk memfasilitasi penderita psikotik dalam penyembuhan. Untuk menggunakan seni secara ekspresif berarti masuk ke alam batin kita untuk menemukan perasaan dan mengekspresikannya melalui seni visual, gerakan, suara, tulisan atau drama. Proses ini mendorong pembebasan, pemahaman diri, wawasan dan membangkitkan kreativitas dan keadaan kesadaran transpersonal, sehingga dapat mempercepat masa penyembuhan dengan dimulai dari dalam diri dengan meluapkan ekspresi pada media lukis.Di sini posisi seni sebagai fenomena eksistensial menjembatani yang menyatukan ritual, imajinasi dan dunia mimpi dengan cara yang tidak dapat dilakukan aktivitas lain. Tujuan seni adalah untuk tidak mewakili penampilan luar, tetapi signifikansi batin mereka, sehingga bisa dikatakan bentuk simbolis perasaan manusia. Oleh karena itu, dicanangkan dalam sebuah kegiatan pengabdian masyarakat di Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) Meruya Selatan yang dibawahi oleh Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng. Hasil dari program ini adalah mempercepat proses penyembuhan penderita psikotik dengan media terapi penyembuhan untuk permasalahan gangguan kejiwaan dengan melukis ekspresi.Kata Kunci: Art Therapy, lukis ekspresif, penderita gangguan kejiwaan  AbstractArt therapy by expressive painting integrates various types of painting in a safe and non-judgemental atmosphere to facilitate psychotic sufferers in healing. To use art expressively means entering into our inner realms to discover feelings and express them through visual art, movement, sound, writing or drama. This process encourages liberation, self-understanding, insight and awakens creativity and transpersonal states of consciousness, thereby accelerating the healing period by expressing their fear, anxiety, or other psychiatric problems to the media.In this case, the position of art is as an existential bridging phenomenon that unites ritual, imagination and dream world in a way that no other activity can do. The purpose of art is not to represent the outward appearance, but their inner significance, so it can be said to be a symbolic form of human feelings. Therefore, it is proclaimed in a community service activity at Social Service Information Unit (UILS) South Meruya which is covered by Social House of Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng. The result of this program is to accelerate the healing process of patients with psychiatric disorders by conducting expressive painting. Keywords: Art Therapy, expressive painting,  ekspresif, patient with psychiatric disorde

    ART THERAPY OLAH GARIS DAN WARNA UNTUK PSIKOTIK DI UNIT INFORMASI LAYANAN SOSIAL (UILS) MERUYA

    Get PDF
    Art Therapy merupakan salah satu solusi atas gerakan penyadaran kesehatan mental masyarakat Indonesia. Metode art therapy ini menggabungkan pendekatan seni, desain dan psikologi serta ilmu-ilmu terkait lainnya. Art theraphy olah garis dan warna merupakan sebuah metode penyembuhan bagi penyandang psikotik melalui olah garis dan warna. Garis dan warna diangkat dalam Art therapy ini dilatarbelakangi oleh pengenalan dan visual yang pertama kali di lihat pada saat bayi. Dalam garis dan warna terdapat intensitas cahaya, intensitas garis tebal tipis, intensitas penekanan tangan pada saat menggores, intensitas emosi yang menyertai intensitass garis tebal tipis dan intensitas warna dan kategori warna hangat, panas, dan dingin. Hal ini bisa digunakan untuk terapi proses penyembuhan dalam hal emosi, ekspresi diri, dan aktualisasi diri. Art theraphy olah garis dan warna ini mengintegrasikan semua kesenian dalam suasana yang aman dan tidak menghakimi untuk memfasilitasi penderita psikotik dalam penyembuhan. Untuk menggunakan seni secara ekspresif berarti masuk ke alam batin kita untuk menemukan perasaan dan mengekspresikannya melalui seni visual, gerakan, suara, tulisan atau drama. Proses ini mendorong pembebasan, pemahaman diri, wawasan dan membangkitkan kreativitas dan keadaan kesadaran transpersonal, sehingga dapat mempercepat masa penyembuhan dengan dimulai dari dalam diri meluapkan ekspresi pada media kertas. Di sini posisi seni sebagai fenomena eksistensial menjembatani yang menyatukan ritual, imajinasi dan dunia mimpi dengan cara yang tidak dapat dilakukan aktivitas lain. Tujuan seni adalah untuk tidak mewakili penampilan luar, tetapi signifikansi batn mereka, sehingga bisa dikatakan bentuk simbolis perasaan manusia. Oleh karena itu, dicanangkan dalam sebuah kegiatan pengabdian masyarakat di Unit Informasi Layanan Sosial (UILS) Meruya Selatan yang dibawahi oleh Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng. Hasil dari program ini adalah mempercepat proses penyembuhan penderita psikotik dengan media terapi penyembuhan untuk permasalahan gangguan kejiwaan denganolah garis dan warn

    ANALISIS TRANSMISI TENUN SELENDANG PADA MASYARAKAT BADUY

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya hasil kebudayaan dan kerajinan dari Masyarakat Suku Baduy yang letaknya di pedalaman Banten. Kebudayaan dan hasil kerajinan tersebut sepertinya melambangkan atau menyimbolkan sesuatu. Begitu pula kegiatan menenun sudah melekat di jiwa seorang wanita di Suku Baduy, bahkan mulai dari umur tiga tahun anak-anak Suku Baduy sudah belajar menenun dengan teman sebayanya sambil bermain di sosompang (teras rumah). Tenun selendang Baduy ini sudah beberapa kali ikut pameran di Manca Negara dan pernah termasuk nominasi di Sianghai-Cina, karena dinilai dari kerapihan, bahan, motif dan pada saat dipakai tidak panas dan terasa dingin dan lembut. Akan tetapi, tenun selendang Baduy tersebut kurang terkenal di lingkungannya sendiri, bahkan masih banyak yang belum mengetahui tenun Baduy tersebut. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana tenun selendang yang di produksi Masyarakat Baduy? 2) Faktor-faktor apa yang mendukung dihasilkannya kain tenun selendang Baduy? 3) Bagaimana pewarisan membuat kain tenun selendang di transmisikan pada masyarakat Baduy? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Mengetahui jenis kain tenun selendang yang di produksi masyarakat Baduy. 2) Mengetahui Faktor-faktor yang mendukung dihasilkannya kain tenun selendang Baduy. 3) Mengetahui proses pewarisan membuat kain tenun selendang di transmisikan pada Masyarakat Baduy. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif karena permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode kuantitatif dengan instrument pedoman wawancara. Selain itu penulis bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam. Tenun selendang Baduy hingga sekarang masih bisa bertahan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya penduduk Suku Baduy sangat taat kepada amanat para leluhurnya, untuk memenuhi kebutuhan sandang, faktor keyakinan dan filosofi Baduy, faktor geografi, keterbatasan interkasi, identitastas. Pola transmisi atau pewarisan tenun selendang Baduy yaitu menggunakan pola transmisi tertutup/statis, pewarisan tegak dalam kasus, pewarisan budaya mendatar
    corecore